In-Group dan Out-Group
Dalam proses sosialisasi, kelompok sosial merupakan tempat di mana individu mengidentifikasikan dirinya sebagai in-groupnya. Jelas bahwa apabila suatu kelompok sosial merupakan “in-group” atau tidak bersifat relatif dan tergantung pada situasi-situasi sosial tertentu. Out-group diartikan oleh individu sebagai kelompok yang menjadi lawan in-group-nya. Ia sering dikaitkan dengan istilah-istilah “kami atau kita” dan “mereka”, seperti “kita warga RT 001” sedangkan “mereka warga RT 002. Sikap-sikap in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dngan anggota-anggota kelompok.
Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in-group dan out-group atau perasaan dalam serta luar kelompok dapat merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan etnosentrisme. Anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu sedikit banyak akan mempunyai kecenderungan untuk menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk dalam kebiasaan-kebiasaan kelompoknya sendiri sebagai sesuatu yang terbaik apabila dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok lainnya. Kecenderungan tadi disebut entosentrisme, yaitu suatu sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Sikap etnosentris tadi sering disamakan dengan sikap mempercayai sesuatu sehingga kadang-kadang sukar sekali bagi yang bersangkutan untuk mengubahnya, walaupun dia menyadari bahwa sikapnya salah. Sikap etnosentris disosialisasikan atau diajarkan kepada anggota kelompok sosial, sadar maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai kebudayaan yang lain. Di dalam proses tersebut sering kali digunakan stereotip, yakni gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek tertentu. Keadaan demikian sering kali dijumpai dalam sikap suatu kelompok etnis terhadap kelompok etnis lainnya misalnya golongan orang-orang berkulit putih terhadap orang-orang Negro di Amerika Serikat.
In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama.
Kelompok primer dan Kelompok Sekunder
Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal antara anggota-anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga. Sudah tentu secara mutlak tidak dapat dikatakan bahwa kehidupan serta hubungan antara anggota kelompok akan selalu harmonis. Tentu adakalanya terjadi perbedaan-perbedaan paham, bahkan pertentangan. Namun semuanya itu demi kepentingan kelompok juga. Secara singkat, kelompok primer adalah kelompok-kelompok kecil yang agak langgeng (permanen) dan berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi antara sesama anggotanya.
Teori Cooley di atas agak membingungkan. Agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai teori Cooley tersebut, maka terutama akan dibicarakan hal-hal antara lain :
a. Kondisi-kondisi fisik dari kelompok primer
b. Sifat hubungan-hubungan primer
c. Kelompok-kelompok yang kongkret dan hubungan-hubungan primer
a. Konsep Cooley mengenai hubungan saling mengenal belum cukup untuk
b. Salah satu sifat utama hubungan-hubungan primer adalah kesamaan tujuan
Hubungan primer juga bersifat inklusif artinya apabila seseorang
c. Di dalam kehidupan sosial tidak ada kelompok primer yang memenuhi
Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannnya tidak perlu berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
Dalam kelompok primer, individu mengidentifikasikan dirinya dengan orang-orang lain, memperoleh kebebasan, merasakan rasa cinta dan keadilan. Tanpa itu semua, kelompok sekunder seolah-olah merupakan pohon tanpa akar yang sewaktu-waktu dapat tumbang. Dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat dan sifat-sifat kelompok primer dan kelompok sekunder saling mengisi dan dalam kenyataan tidak dapat dipisah-pisahkan secara mutlak.
Paguyuban dan Patembayan
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah dikodratkan. Bentuk Paguyuban akan dapat dijumpai di dalam keluarga, kelompok kerabatan, rukun tetangga dan lain sebagainya.
Patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuk patembayan terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal-balik. Contohnya adalah ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik, dan lain-lain.
Di dalam paguyuban terdapat suatu kemauan bersama, ada suatu pengertian, serta kaidah-kaidah yang timbul dengan sendirinya dari kelompok tersebut. Apabila terjadi pertentangan anatar anggota suatu paguyuban, pertentangan tersebut tidak akan dapat diatasi dalam suatu hal saja.
Keadaan yang agak berbeda akan dijumpai pada patembayan, di mana terdapat public life yang artinya bahwa hubungannya bersifat untuk semua orang. Pertentangan-pertentangan yang terjadi antara anggota dapat dibatasi pada bidang-bidang tertentu sehingga suatu persoalan dapat dilokalisasi.
Tiga tipe paguyuban, yaitu sebagai berikut :
1. Paguyuban karena ikatan darah, paguyuban yang merupakan ikatan yang
2. Paguyuban karena tempat, yaitu suatu paguyuban yang terdiri dari orang-
3. Paguyuban karena jiwa pikiran, yang merupakan suatu paguyuban yang
Formal Group dan Informal Group
Formal group merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usaha-usaha, yang mencapai tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Apabila hubungan-hubungan antaranggota formal group dan semua kegiatan didasarkan pada aturan-aturan yang sebelumnya sudah ditentukan, tidak semua masalah dapat ditanggulangi.
Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau pasti. kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya klik.
Menurut Max Weber yang mengembangkan teori birokrasi, organisasi-organisasi yang dibentuk menurut cara-cara birokrasi mempunyai ciri sebagi berikut :
a. Tugas-tugas organisasi didistribusikan dalam beberapa posisi yang
b. Posisi-posisi dalam organisasi terdiri dari hierarki struktur wewenang. Hierarki
c. Suatu sistem peraturan menguasai keputusan-keputusan dan pelaksanaan.
d. Unsur staf yang merupakan pejabat bertugas memelihara organisasi dan
e.
f. Penyelenggaraan kepegawaian didasarkan pada karier. Kepegawaian
Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar derajat interaksi tersebut, maka dikemukakan istilah nominal group-ember dan peripheral group-member. Seorang anggota nominal group dianggap oleh anggota-anggota lain sebagai seseorang yang masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan, tetapi interaksinya tidak intens. Seorang anggota peripheral group seolah-olah sudah tidak berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apa pun juga atas anggota tadi.
Ukuran utama bagi keanggotaan seseorang adalah interaksinya dengan kelompok sosial tersebut, termasuk para anggotanya. Kriteria tersebut yang paling tidak tergantung pada keadaan menimbulkan ketidakpastian pada ukuran-ukuran apakah yang dipakai bagi seseorang yang bukan anggota kelompok tersebut. Beberapa kategori kelompok “bukan angggota” :
a. Orang-orang bukan anggota sesuatu membership group yang tidak memenuhi
b. Sikap terhadap keanggotan kelompok
c. Kelompok terbuka dan tertutup
Kelompok-kelompok tertutup biasanya ingin mempertahankan pola-pola
d. Ukuran waktu bagi bukan anggota
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tadi. Misalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi mahasiswa, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu perguruan tinggi, bertingkah laku sebagai mahasiswa, walaupun dia bukan mahasiswa.
Robert K. Merton dengan menyebut beberapa hasil karya Harrold H. Kelley, Shibutani, dan Ralph H. Turner mengemukakan adanya dua tipe umum reference group, yakni :
a. Tipe normative yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang.
b. Tipe perbandingan yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai
Apabila teori reference group dihubungkan dengan non-membership sebagaimana diterangkan di atas, akan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Bukan anggota yang memenuhi syarat (disebut juga sebagai calon anggota) mempunyai kecendrungan untuk mengidentifikasikan dirinya dengan
b. Bukan anggota yang bersikap masa bodoh tidak menganggap kelompok
c. Bukan anggota yang tetap tidak ingin menjadi anggota, tetap menganggap
d. Perbedaan antara bekas anggota dengan mereka yang bukan anggota
Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok Okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudanya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Kelompok-kelompok semacam ini kemudian sangat besar peranannya di dalam mengarahkan kepribadian seseorang (terutama yang menjadi anggota). Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter
Kelompok Volunter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum. Kelompok-kelompok volunter itu mungkin dilandaskan pada kepentingan-kepentingan primer. Kepentingan primer harus dipenuhi, karena manusia harus dapat hidup wajar. Kepentingan primer mencakup :
1. Kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan
2. Kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda
3. Kebutuhan akan harga diri
4. Kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri
5. Kebutuhan akan kasih sayang
0 komentar on "Kelompok Sosial"
Posting Komentar