Sabtu, 03 April 2010

Penelitian Dramaturgis

Diposting oleh Bina Yuliawati di 06.41
Diary Sheet


Hari : Jumat
Tanggal : 4 Desember 2009
Tempat : Salon, Bekasi


Pengamatan Hari Pertama


”Setelah setengah jam menunggu, pengelola Salon datang dengan mengendarai motor Honda Beat berwarna merah. Sehari-harinya wanita berumur 30-an ini, berbusana muslim. Namun, sesampainya di salon, ia akan melepas kerudung serta jaketnya. Selama di salon, ia akan menggunakan baju seragam sesuai peraturan dari pemilik salon.”


”Pengelola salon adalah seorang wanita yang tomboy dari dulunya. Tetapi, semenjak bekerja di salon dan menjadi pengelolanya, ia selalu berdandan untuk tampil cantik. Hal itu akan dilakukannya setelah melepas atribut jiblabnya. Setelah selesai merias wajah, lalu ia merapikan rambutnya dengan mencatoknya. ”


”Suasana hati dan mimik wajah pengelola salon masih terlihat cerah serta ceria di pagi hari. Kekosongan waktu tanpa pelanggan, dihabiskannya dengan berbincang dengan para karyawan salon.”



Diary Sheet


Hari : Minggu
Tanggal : 6 Desember 2009
Tempat : Salon, Bekasi


Pengamatan Hari Kedua



”Ada seorang pelanggan yang datang, lalu si pengelola salon menyambutnya dengan hangat. Kemudian ia akan menanyakan apa yang diinginkan pelanggan, dan pelanggan itu menjawab ingin di ’creambath’. Setelah menanyakan keperluan pelanggan, ia akan memanggil atau memerintahkan salah satu karyawannya untuk mengerjakan sesuai keinginan pelanggan.”


”Selama ada pelanggan, ia akan bersikap dan bertutur kata manis. Ia juga tidak segan untuk mengkritik bagian rambut atau wajah pelanggan. Kalau pelanggan sudah mulai terlihat resah dengan kritikannya, maka para pelanggan pun akan meminta si pengelola salon untuk memberi jalan keluar agar masalahnya dapat terselesaikan. Dengan mimik muka yang memancarkan kebahagiaan atas kemenangannya menggaet pelanggan, ia akan menjelaskan secara rinci apa-apa saja yang harus dilakukan pelanggan. Seperti rajin merawat rambut dengan ’creambath’, ’hair spa’, ’hair masker’ untuk mendapatkan rambut yang indah, lembut, dan mudah diatur. Selain itu, ia akan menasehati para pelanggan untuk rajin merawat wajah, dengan cara rajin ’facial’ dan totok wajah. Ternyata cara itu ampuh untuk membuat para pelanggan kembali lagi karena ingin tampil cantik.”


”Pengelola salon itu selalu berbagi tips kecantikan dengan para pelanggan. Ia berbicara dengan penuh ekspresi yang dapat membuat para pelanggan yakin akan ’tips-tips’ yang diberikannya. Dengan wajah yang mulus dan rambut yang bagus, membuat para pelanggan semakin yakin bahwa dengan menjalankan ’tips – tips’ darinya akan bisa seperti dirinya.”



Diary Sheet


Hari : Rabu
Tanggal : 9 Desember 2009
Tempat : Salon, Bekasi


Pengamatan Hari Ketiga


”Pengelola Salon sedang sibuk mencatat disebuah buku berukuran cukup besar. Ditemani dengan kalkulator disamping tangannya, yang menandakan ia sedang sibuk mengurus pembukuan.”
”Wajahnya sudah terlihat kuyu dan lelah. Sesekali memijat - mijat keningnya yang pusing menghitung pengeluaran dan pemasukan. Walaupun sudah malam dan terlihat letih, namun dirinya masih semangat untuk mempercantik diri. Ia memoles wajahnya lagi dengan bedak dan lipstik, agar terlihat lebih cerah.”


”Pelanggan belum kunjung datang, padahal ia sudah berusaha untuk tampil cantik dan ceria ketika ada pelanggan yang datang nantinya. Selesainya berdandan, ia menerima telpon dari temannya dan berbincang dengan logat bekasinya. Berbeda sekali kalau ia mengangkat telpon yang ada di salon. Pasti suaranya akan dibuat selembut mungkin.”


”Untuk mengisi kekosongan, mulai bercerita dengan para karyawannya. Ia menceritakan pelanggan yang merupakan sepasang suami istri yang datang tadi pagi. Ia mulai mengomentari sang istri yang memiliki banyak kekurangan, namun ia merasa heran dengan sikap suaminya yang terlihat sangat mesra dan sayang sekali dengan istrinya.”


”Ternyata hal yang selalu dilakukan si pengelola setiap malam adalah mengomentari atau membicarakan para pelanggan yang datang pagi, siang, atau sore hari. Ia sangat teliti dalam memperhatikan gerak-gerik seseorang, sehingga ada saja yang dicelanya setiap ada pelanggan yang datang. Tetapi, hal itu dilakukan ketika tidak ada pelanggan lain.”


”Cerita atau celaan darinya membuat semua orang yang mendengarnya menjadi ceria. Sepertinya hal itu dilakukan untuk menyemangati para karyawannya supaya tidak ngantuk atau capek setelah seharian bekerja.”


”Kalau sudah larut malam dan tidak memungkinkan lagi ada pelanggan yang datang, ia akan mengevaluasi kerja para karyawannya. Ia juga tidak segan-segan menegur karyawan yang melanggar peraturan. Ketika situasi seperti ini, wajahnya akan berubah menjadi serius, sorot matanya tajam menatap satu – persatu karyawannya. Ia juga tidak pernah lupa untuk menasehati para karyawan untuk lebih semangat bekerja di keesokan harinya. Para karyawan pun sudah merapikan peralatan dan siap-siap pulang.”




RISET DRAMATURGIS



Front Stage
  • Ramah
  • Bersikap sopan
  • Bertutur kata manis
  • Murah senyum
  • Berdandan atau ber-make up
  • Rambut rapi
  • Lemah lembut
  • Berpenampilan modist
  • Sabar


Back Stage :

  • Galak
  • Urakan
  • Ceplas-Ceplos
  • Judes atau Jutek
  • Tomboy (tidak suka dandan)
  • Cuek dengan rambutnya
  • Bersikap seperti preman
  • Berjiblab
  • Emosian


KESIMPULAN


Front stage dari seorang pengelola Salon terjadi karena faktor tuntutan pekerjaan. Dimana ia harus membuat para pelanggan nyaman saat sedang menyalon di sana dan tertarik untuk datang kembali keesokan harinya. Sifat, sikap, serta tingkah laku yang bertolak belakang dengan aslinya, berusaha ia pertahankan karena ia merasa bertanggung jawab sebagai pengelola salon untuk memberi contoh yang baik kepada para karyawannya.Selain itu, ia juga ingin berpenampilan selayaknya pengelola salon. Supaya para pelanggan memiliki pandangan serta persepsi yang positif terhadap Salon tempatnya bekerja setelah melihat penampilannya.


Back stage dari pengelola salon terjadi karena faktor keluarga serta lingkungannya. Ia tumbuh menjadi seorang wanita yang galak, judes, dan seperti preman karena ia merupakan kakak dari 14 adik-adiknya. Sikap tersebut timbul karena ia harus membantu ibunya untuk mengurus, menjaga, serta melindungi adik-adiknya. Selai itu, ia juga tomboy, urakan, dan cuek dengan penampilannya karena dulu ia terlalu sibuk mengurus adik-adiknya sehingga dirinya sendiri tidak terurus.


Dalam hasil pengamatan ini terbukti bahwa hidup itu adalah panggung sandiwara. Dimana orang-orang bersandiwara ketika berperan atau berprofesi yang bertolak belakang dengan sifat, sikap, dan tingkah lakunya sehari-hari.

0 komentar on "Penelitian Dramaturgis"

Posting Komentar

Sabtu, 03 April 2010

Penelitian Dramaturgis

Diary Sheet


Hari : Jumat
Tanggal : 4 Desember 2009
Tempat : Salon, Bekasi


Pengamatan Hari Pertama


”Setelah setengah jam menunggu, pengelola Salon datang dengan mengendarai motor Honda Beat berwarna merah. Sehari-harinya wanita berumur 30-an ini, berbusana muslim. Namun, sesampainya di salon, ia akan melepas kerudung serta jaketnya. Selama di salon, ia akan menggunakan baju seragam sesuai peraturan dari pemilik salon.”


”Pengelola salon adalah seorang wanita yang tomboy dari dulunya. Tetapi, semenjak bekerja di salon dan menjadi pengelolanya, ia selalu berdandan untuk tampil cantik. Hal itu akan dilakukannya setelah melepas atribut jiblabnya. Setelah selesai merias wajah, lalu ia merapikan rambutnya dengan mencatoknya. ”


”Suasana hati dan mimik wajah pengelola salon masih terlihat cerah serta ceria di pagi hari. Kekosongan waktu tanpa pelanggan, dihabiskannya dengan berbincang dengan para karyawan salon.”



Diary Sheet


Hari : Minggu
Tanggal : 6 Desember 2009
Tempat : Salon, Bekasi


Pengamatan Hari Kedua



”Ada seorang pelanggan yang datang, lalu si pengelola salon menyambutnya dengan hangat. Kemudian ia akan menanyakan apa yang diinginkan pelanggan, dan pelanggan itu menjawab ingin di ’creambath’. Setelah menanyakan keperluan pelanggan, ia akan memanggil atau memerintahkan salah satu karyawannya untuk mengerjakan sesuai keinginan pelanggan.”


”Selama ada pelanggan, ia akan bersikap dan bertutur kata manis. Ia juga tidak segan untuk mengkritik bagian rambut atau wajah pelanggan. Kalau pelanggan sudah mulai terlihat resah dengan kritikannya, maka para pelanggan pun akan meminta si pengelola salon untuk memberi jalan keluar agar masalahnya dapat terselesaikan. Dengan mimik muka yang memancarkan kebahagiaan atas kemenangannya menggaet pelanggan, ia akan menjelaskan secara rinci apa-apa saja yang harus dilakukan pelanggan. Seperti rajin merawat rambut dengan ’creambath’, ’hair spa’, ’hair masker’ untuk mendapatkan rambut yang indah, lembut, dan mudah diatur. Selain itu, ia akan menasehati para pelanggan untuk rajin merawat wajah, dengan cara rajin ’facial’ dan totok wajah. Ternyata cara itu ampuh untuk membuat para pelanggan kembali lagi karena ingin tampil cantik.”


”Pengelola salon itu selalu berbagi tips kecantikan dengan para pelanggan. Ia berbicara dengan penuh ekspresi yang dapat membuat para pelanggan yakin akan ’tips-tips’ yang diberikannya. Dengan wajah yang mulus dan rambut yang bagus, membuat para pelanggan semakin yakin bahwa dengan menjalankan ’tips – tips’ darinya akan bisa seperti dirinya.”



Diary Sheet


Hari : Rabu
Tanggal : 9 Desember 2009
Tempat : Salon, Bekasi


Pengamatan Hari Ketiga


”Pengelola Salon sedang sibuk mencatat disebuah buku berukuran cukup besar. Ditemani dengan kalkulator disamping tangannya, yang menandakan ia sedang sibuk mengurus pembukuan.”
”Wajahnya sudah terlihat kuyu dan lelah. Sesekali memijat - mijat keningnya yang pusing menghitung pengeluaran dan pemasukan. Walaupun sudah malam dan terlihat letih, namun dirinya masih semangat untuk mempercantik diri. Ia memoles wajahnya lagi dengan bedak dan lipstik, agar terlihat lebih cerah.”


”Pelanggan belum kunjung datang, padahal ia sudah berusaha untuk tampil cantik dan ceria ketika ada pelanggan yang datang nantinya. Selesainya berdandan, ia menerima telpon dari temannya dan berbincang dengan logat bekasinya. Berbeda sekali kalau ia mengangkat telpon yang ada di salon. Pasti suaranya akan dibuat selembut mungkin.”


”Untuk mengisi kekosongan, mulai bercerita dengan para karyawannya. Ia menceritakan pelanggan yang merupakan sepasang suami istri yang datang tadi pagi. Ia mulai mengomentari sang istri yang memiliki banyak kekurangan, namun ia merasa heran dengan sikap suaminya yang terlihat sangat mesra dan sayang sekali dengan istrinya.”


”Ternyata hal yang selalu dilakukan si pengelola setiap malam adalah mengomentari atau membicarakan para pelanggan yang datang pagi, siang, atau sore hari. Ia sangat teliti dalam memperhatikan gerak-gerik seseorang, sehingga ada saja yang dicelanya setiap ada pelanggan yang datang. Tetapi, hal itu dilakukan ketika tidak ada pelanggan lain.”


”Cerita atau celaan darinya membuat semua orang yang mendengarnya menjadi ceria. Sepertinya hal itu dilakukan untuk menyemangati para karyawannya supaya tidak ngantuk atau capek setelah seharian bekerja.”


”Kalau sudah larut malam dan tidak memungkinkan lagi ada pelanggan yang datang, ia akan mengevaluasi kerja para karyawannya. Ia juga tidak segan-segan menegur karyawan yang melanggar peraturan. Ketika situasi seperti ini, wajahnya akan berubah menjadi serius, sorot matanya tajam menatap satu – persatu karyawannya. Ia juga tidak pernah lupa untuk menasehati para karyawan untuk lebih semangat bekerja di keesokan harinya. Para karyawan pun sudah merapikan peralatan dan siap-siap pulang.”




RISET DRAMATURGIS



Front Stage
  • Ramah
  • Bersikap sopan
  • Bertutur kata manis
  • Murah senyum
  • Berdandan atau ber-make up
  • Rambut rapi
  • Lemah lembut
  • Berpenampilan modist
  • Sabar


Back Stage :

  • Galak
  • Urakan
  • Ceplas-Ceplos
  • Judes atau Jutek
  • Tomboy (tidak suka dandan)
  • Cuek dengan rambutnya
  • Bersikap seperti preman
  • Berjiblab
  • Emosian


KESIMPULAN


Front stage dari seorang pengelola Salon terjadi karena faktor tuntutan pekerjaan. Dimana ia harus membuat para pelanggan nyaman saat sedang menyalon di sana dan tertarik untuk datang kembali keesokan harinya. Sifat, sikap, serta tingkah laku yang bertolak belakang dengan aslinya, berusaha ia pertahankan karena ia merasa bertanggung jawab sebagai pengelola salon untuk memberi contoh yang baik kepada para karyawannya.Selain itu, ia juga ingin berpenampilan selayaknya pengelola salon. Supaya para pelanggan memiliki pandangan serta persepsi yang positif terhadap Salon tempatnya bekerja setelah melihat penampilannya.


Back stage dari pengelola salon terjadi karena faktor keluarga serta lingkungannya. Ia tumbuh menjadi seorang wanita yang galak, judes, dan seperti preman karena ia merupakan kakak dari 14 adik-adiknya. Sikap tersebut timbul karena ia harus membantu ibunya untuk mengurus, menjaga, serta melindungi adik-adiknya. Selai itu, ia juga tomboy, urakan, dan cuek dengan penampilannya karena dulu ia terlalu sibuk mengurus adik-adiknya sehingga dirinya sendiri tidak terurus.


Dalam hasil pengamatan ini terbukti bahwa hidup itu adalah panggung sandiwara. Dimana orang-orang bersandiwara ketika berperan atau berprofesi yang bertolak belakang dengan sifat, sikap, dan tingkah lakunya sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

BINA YULIAWATI ~PORTFOLIO~ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal